Karding menilai, masyarakat sudah tak suka dengan model politik yang mengedepankan hoaks.
"Masyarakat kita yang pertama, masyarakat timur, yang secara umum sangat tidak suka kalau, cara-cara berbohong itu ditampilkan sebagai bagian daripada kampanye. Yang kedua, karena pemberitaan ini begitu masif dan bisa jadi persepsi publik memang dinyatakan ini dilakukan oleh tim kampanye, diduga gitu," pungkasnya.
Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, kasus hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet berpengaruh negatif terhadap elektabilitas calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Citranya jadi negatif dan citra negatif itu mempersulit Prabowo menarik pemilih yang belum menentukan pilihan. Itu dugaan saya ya," kata Djayadi.
"Itu problem, karena Prabowo dalam survei mengalami ketinggalan," tambah dia.
Meski demikian, kasus Ratna Sarumpaet menurutnya tidak akan mengubah pilihan pendukung loyal dari Prabowo. "Isu itu tidak akan membuat pemilih Prabowo berpaling, lari," ucap Djayadi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Joko Widodo gelar pertemuan dengan sembilan sekertaris jenderal dari PPP, PDIP, Nasdem, PKB, Golkar, PKPI, PSI, dan Perindo.
No comments:
Post a Comment